Sabtu, 12 April 2008

SUKU MERUPAKAN SEBUAH IDENTITAS YANG STATIS

“Orang Dayak boleh saja mati, namun Dayak harus tetap hidup” (CT Ulon.13/02/08) kutipan kata ini membuat kita sebagai orang dayak harus berusaha dan berpikir keras untuk bagaimana mewujudkan agar Dayak itu harus tetap selalu hidup.
Suku adalah identitas yang melekat pada setiap orang yang tidak dapat dirampas oleh apapun, mungkin nama, agama, bahasa bisa saja mengaburkan pandangan terhadap seseorang untuk mengenalinya, namun sesungguhnya identitas yang dimilikinya (suku) tetap melekat meski ia sendiri tidak mengakuinya.
Eksistensi kesukuan bisa ditandai dengan masih adanya orang menggunakan bahasa asli, perilaku hidup berbudaya (adat-istiadat), situs-situs moyang yang masih dihormati dan lain sebagainya.

Untuk membuat Dayak sebagai identitas agar tetap eksis tidak bisa hanya dituntut dan dijaga oleh satu atau dua generasi saja, dianya harus terus menerus dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi selanjutnya. Dengan demikian, Dayak sebagai identitas akan tetap selalu hidup sepanjang dunia ini masih ada.
Generasi muda, dari generasi ke generasi lainnya menjadi penanggung jawab dalam melestarikan identitas tersebut, sedangkan tugas dari generasi tua adalah menelorkan pengetahuan-pengetahuan serta kearifan yang mereka miliki. Kita menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh generasi tua Dayak sebagian besar masih dalam bentuk lisan, pengetahuan seperti ini membutuhkan daya ingat yang sangat tajam, jika tidak, pengetahuan yang dimiliki akan kabur dan mudah terdegradasi.

Ada secercah harapan dari generasi yang sekarang untuk membuat Dayak sebagai identitas akan terus bertahan dan eksis, ini ditunjukan lewat pengakuan orang Dayak terhadap sukunya, penggunaan nama-nama, penggunaan bahasa, organisasi-organisasi dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai modal dasar pelestarian Dayak dari berbagai aspek. Tinggal sekarang bagaimana memotivasi generasi muda serta melibatkan mereka secara aktif dalam diskusi-diskusi serta menggali pengetahuan-pengetahuan dari generasi tua yang masih tersisa, kemudian diabadikan dalam bentuk dokumen agar generasi selanjutnya tidak lagi mengalami berbagai kesulitan dalam hal ini.
Selain eksis dalam mempertahankan identitas agar tetap lestari, merupakan kewajiban bagi generasi muda untuk memulai menggali dan terus menggali harta pusaka nenek moyang dan mendokumentasikan yang selama ini mulai kabur dan kalau tidak diupayakan kearah sana hal tersebut bisa hilang dari paradaban, pendokumentasian bisa dimulai dari :
1. Menggali kosa kata klasik (pembuatan kamus bahasa Dayak)
2. Menggali istilah-istilah dalam bahasa Dayak
3. Menggali pepatah-pepatah
4. Menggali ceritera-ceritera sejarah & mithos
5. Menghidupkan kembali serta melestarikan situs-situs yang dikeramatkan
6. Melestarikan seni dan budaya dll
Semua ini dilakukan adalah bagian dari upaya bagaimana menyelamatkan Dayak sebagai identitas secara utuh, dan harus ada upaya dari generasi muda untuk meluruskan pandangan pihak luar akan perilaku sosial yang salah selama ini, serta memilah mana yang benar-benar perilaku budaya etnisitas, mana yang bukan. Upaya ini dimaksudkan agar orang diluar Dayak, minimal memahami Dayak sebagai Dayak yang sesungguhnya.
Keutamaan dari upaya pelestarian ini dibutuhkan kemauan dari berbagai pihak yang selama ini masih merasa dirinya sebagai orang Dayak (masih mau peduli). Dari mereka ini dimulai menjadi entry point melakukan motivasi pada yang lainnya, dan mengintensifkan diskusi-diskusi terserah mau memulainya dari mana, yang terpenting kemauan dulu untuk terlibat aktif.......................

1 komentar:

Yohanes Supriyadi mengatakan...

benar analisis anda, di Kalbar, dengan mudah warga berpindah suku. jaman dulu, ketika HANYA ada suku Dayak dan masuk agama islam, orang Dayak berpindah suku menjadi Melayu, yang identik dengan islam. dengan menjadi Melayu, mereka bebas pajak kerajaan, dll. pokoknya, kedudukan mereka seperti terhormat. sejak tahun 2000-an, kini banyak orang Melayu yang berpindah lagi menjadi orang Dayak, ini setelah kondisi orang Dayak sudah pulih, harga dirinya kembali naik. Dayak telah menjadi penguasa....